Sejarah
|
Yukata motif bunga |
Di Jepang, istilah
yukata (浴衣) berasal dari kata
yukatabira
(湯帷子).
Katabira dipakai untuk menyebut sehelai
kimono dari kain rami yang cepat kering kalau diperas. Pada
zaman pertengahan Hejan,
kimono kain rami dipakai sebagai pakaian sewaktu mandi berendam. Ketika rumah - rumah dijepang belum memilki kamar mandi, mereka memakai
yukata untuk pergi ke pemandian umum.
Pada
zaman Azuchi-Momoyama,
yukatabira berubah fungsi sebagai pakaian sesudah mandi. Rakyat
zaman Edo sangat menyenangi
yukatabira hingga disingkat menjadi yukata. ketika itu,
yukata bukanlah pakaian yang sopan dipakai untuk bertemu dengan orang lain, melainkan hanya sebagai pakaian tidur.
Yukata memiliki pola yang sangat sederhana, dijahit tanpa kain pelapis dibagian pundak dan pinggul.
Yukata (pakaian sesudah mandi) adalah kimono yang dibuat dari bahan katun tipis tanpa pelapis. Yukata dipakai sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas.
Pada umumya, rakyat jepang menggunakan yukata pada kesempatan santai dimusim panas, misalnya saat menghadiri pesta kembang api (hanabi), matsuri (ennichi) dan perayaan obon . Yukata dapat dipakai oleh siapa saja tanpa mengenal status wanita, pria, anak-anak, orang tua, sudah menikah ataupun belum menikah.
|
Hanabi ( pesta kembang api ) |
|
Yukata style |
|
Bepose sebelum naik densha ( kereta ) |
|
Pakai yukata diawal musim panas |
|
Perayaan menghormati arwah nenek moyang (obon) |
|
Perayaan matsuri |
|
Pria dan wanita mengenakan yukata
|
Santi, sahabat seperjuangan saya saat tinggal dijepang
Foto saya didepan Ema ( papan doa orang jepang )
Foto saya ditengah rel kereta api Yamani Eki
selfie dulu yaa
Saya dan santi saat hendak menuju tangga kuil Yamani
Saya dan Santi didepan Ema
ini Geta ku
Saya dan Santi didepan Ema |
Cara memakai
Yukata bisa dikenakan tanpa mengenakan pakaian dalam.
Ketika dipakai pria keluar rumah,
yukata dikenakan tanpa mengenakan kaos dalam, dan cukup memakai celana dalam atau celana pendek.
Sedangkan untuk wanita, harus mengenakan pakaian lapisan dalam pertama (
hadajuban).
Alas kaki yang saat memakai
yukata adalah
geta.
Langkah - langkah :
- Berdiri tegak.
- Bagi wanita kenakan hadajuban ( bagi pria tidak perlu). Biasanya berwarna putih terlihat pada kerah, bagian depan adalah kiri menutup bagian kanan. Rapikan
- Masukan kedua lengan kedalam yukata. Kenakan yukata, atur sehingga bagian tengah belakang (senui) tepat berada ditengah - tengah belakang badan.
- Satukan kedua ujung kerah bagian depan yukata, tarik sedikit kerah kearah belakang tepat yang dibagian leher.
- Tarik yukata agak keatas, sehingga ujung bawah yukata berada diatas mata kaki ± 5 cm.
- Atur bagian kanan yukata, kemudian tumpangkan yukata bagian kiri yukata keatas bagian kanan tadi.
- Rapikan yukata, ikat pinggang dengan tali pengencang (koshikimo).
- Atur yukata hingga tali pengencang tertutupi, kemudian ikat bagian badan (bawah payudara) dengan koshikimo, membentuk lipatan dibelakang pinggul (ohasori).
- Rapikan kerah hagajuban dan kerah yukata.
- Tutupi bagian tali pengencang tadi menggunakan Obi dengan melilitkannya diseputar tali - tali pengencang tadi. Ikat dengan tali yang ada pada Obi.
- Rekatkan hiasan pita berbentuk kupu - kupu (bunko) pada Obi.
- Tarik perlahan Obi searah jarum jam, atur agar Bunko berada dibagian tengah belakang.
- Bagi yang bertubuh tinggi, yukata boleh dikenakan tanpa lipatan di pinggang/ pinggul (ohashori).
- Selesai.
|
Koshikimo ( tali yukata ) |
|
Hagajuban ( lapisan dalam ) |
|
Bunko ( Pita bentuk kupu - kupu ) |
|
Obi ( Sabuk dari kain )
|
|
Kanzashi ( Aksesoris rambut ) |
|
Kinchaku ( Tas tangan kecil )
|
|
Kipas Angin
|
|
Geta ( sendal kayu ) |
Referensi ⎡ sumber, sunting sumber ⎦